PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
DENGAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN KINERJA GURU
DI SD JERUKLEGI KULON 01 MELALUI
SUPERVISI KEPALA SEKOLAH
TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012
PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH ( PTS )
Disusun untuk meningkatkan mutu pembelajaran di SD
Oleh
Nama : SARWOTOTO, S.Pd
NIP : 19630317 198405 1 005
SD NEGERI JERUKLEGI KULON 01
KECAMATAN JERUKLEGI KABUPATEN CILACAP
TAHUN 2011 / 2012
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
* Keberhasilan tanpa menempuh resiko tak beda dengan kemenangan tanpa
kebanggaan.
* Kekurangan pengetahuan adalah bagaikan malam gelap gulita untuk batin
Kita demikian juga malam yang tiada bulan dan tak berbintang.
PERSEMBAHAN :
PTS ini saya persembahkan untuk :
Guru – guru di SD Jeruklegi Kulon 01
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil `alamiin, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Alloh SWT, atas segala limpahan taufiq, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.
Penelitian yang berjudul “ Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Pembelajaran Matematika dengan Bimbingan dan Supervisi PBM di SD Jeruklegi Kulon 01 TahunPelajaran 2011 / 2012 ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya di Sekolah Dasar.
Berkat Rahnat Alloh SWT dan usaha yang sungguh – sungguh serta bantuan dari berbagai pihak , maka hambatan dan kesulitan yang ada dapat diatasi, sehiingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini, yaitu :
1. Istri, anak-anak dan keluarga penuilis, yang tgelah memberikan motivasi,
dorongan dan dukungannya dalam menyelesaikan penyusunan PTS ini.
2. Semua guru di SD Jeruklegi Kulon 01, yang telah memberikan dukungan
Dan bantuannya kepada penulis sehingga teselesainya penyusunan PTS ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan PTS ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mohon saran dan kritik demi perbaikan PTS ini . Penulis berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi rekan- rekan guru dalam pembelajaran sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan
Cilacap, Oktober 2011
PENULIS
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : SARWOTOTO, S.Pd.
NIP : 19630317 198405 1 005
Jabatan : Kepala Sekolah
Judul PTS : UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEHNIK PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN RUMAH BAGI SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI JERUKLEGI KULON 01
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa laaporan PTK ini adalah hasil karya sendiri,
bukan jiplakan dari karya / tulisan orang lain baik sebagian atau keseluruhan.
Pendapat atau tulisan oranglain yang terdapat dalam laporan ini dikutip atau dirujuk
Berdasarkan kode etik ilmiah.
Cilacap, Oktober 2011
SARWOTOTO, S.Pd
iii
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEHNIK PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN RUMAH BAGI SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI JERUKLEGI KULON 01
Oleh Sumiyati,S.Pd.
ABSTRAK
Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melelui proses penalaran deduktif, kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai suatu akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima, sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas. ( Standar Kompetensi, 2004:3 ). Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar Matematika di SD tentu saja digunakan berbagai metode yang disesuaikan dengan materi yang di sajikan pendidik atau guru. Hal ini dimaksudkan apabila terjadi permasalahan dan kesulitan dalam belajar Matematika akan mudah diselesaikan. Dalam hal ini penulis menggunakan metode pemberian Tugas Rumah. Dalam penelitian tindakan sekolah ini terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dan siklus2.Dimana dalam setiap siklusnya terdiri atas perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VI SD Negeri Jeruklegi Kulon 01 pada semester I tahun pelajaran 2011 / 2012. Pengumpulan data pada siklus I dan II menggunakan tes.Tehnik analisis dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini bertujuan guna , meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembeljaran Matematika melalui bimbingan dan pemberian tugas rumah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan adanya supervisi kepala sekolah mengalami peningkatan sebesar 30 % . Hasil belajar siswa rata- rata mencapai sebesar 6,3 menjadi 8,5 dengan meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan adanya bimbingan pemberian tugas rumah dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu diharapkan agar selalu meningkatkan kemampuan kinerjanya dalam pembelajaran sehingga mutu pendidikan di SD semakin meningkat.
KATA KUNCI
Pembelajaran, Prestasi belajar, Matematika,
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………….. i
PERNYATAAN KEASLIAN……………………………………………………… ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………………………………………… iii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………... iv
ABSTRAK……………………………………………………………………………. v
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………. vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah ……………………………….3
C. Tujuan Penelitian …………………………………………………………….3
D. Manfaat Hasil Penelitian ……………………………………………………4
1) Manfaat Teoritis ………………………………………………………….4
2) Manfaat Praktis …………………………………………………………4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis …………………………………………………………….5
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Prosedur Penelitian ………………………………………………………….17
B. Rancangan Penelitian ……………………………………………………….18
C. Subyek Penelitian ……………………………………………………………19
D. Setting Penelitian ……………………………………………………………19
E. Data dan Teknik Pengumpulan Data ………………………………………..19
1. Jenis Data ………………………………………………………………..19
2. Sumber Data ……………………………………………………………..20
3. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………………20
F. Indikator dan Kriteria Belajar ……………………………………………….20
G. Jadwal Penelitian ……………………………………………………………21
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Persiklus ………………………………………………………….22
1. Siklus 1 …………………………………………………………………..22
2. Siklus 2 ………………………………………………………………….24
B. Hasil Penelitian ………………………………………………………………25
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan …………………………………………………………………26
B. Saran ……………………………………………………………………….26
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………….27
LAMPIRAN – LAMPIRAN …………………………………………………………30
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah sesuatu yang essensial / penting di dalam kehidupan. Baik itu kehidupan berbangsa dan bernegara, bermasyarakat ataupun dalam kehidupan berkeluarga. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam dunia pendidikan. Faktor tersebut antara lain adalah kurikulum, sarana prasarana, input siswa dan terutama factor tertentu dari keberhasilan tersebut adalah guru sebagai tenaga pendidik.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 Bab XI Pasal 39 ayat 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik di perguruan tinggi
.Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki obyek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima sehingga keterkaitan antar konsep dalam Matematika bersifat sangat kuat dan jelas ( Standar Kompetensi, 2004:3 ).
Dalam proses belajar mengajar Matematika di Sekolah Dasar kita harus mengacu pada tujuan pengajaran dalam standar kompetensi yang telah ditentukan.
Agar tujuan pengajaran tersebut tercapai, guru harus dapat memilih strategi pembelajaran, metode pembelajaran, dan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan karakteristik mata pelajaran.
Pendapat Caroll ( 1987: 116 ) mengatakan bahwa lima faktor yang menentukan keberhasilan belajar yaitu : (1) Bahan belajar, (2) Waktu belajar, (3) Wktu yang diperlukan siswa untuk menyelesaikan atau menguasai bahan pelajaran, (4) Kwalitas pelajaran, (5) Kemampuan individu.
Berdasarkan pendapat Caroll di atas dapat diidentifikasi bahwa kemampuan individu adalah faktor dalam. Sedangkan bahan pelajaran, waktu belajar, waktu yang diperlukan menyelesaikan atau menguasai bahan pelajaran dan kualitas pengajaran adalah factor luar.
Merosotnya prestasi belajar Matematika di sekolah dewasa ini, mendapat sorotan tajam dari kalangan pendidikan dan masyarakat pada umumnya.Merosotnya prestasi belajar Matematika juga menandakan rendahnya mutu pendidikan di sekolah- sekolah.
Kenyataan serupa juga terjadi di SDN Jeruklegi Kulon 01. Berdasarkan pengamatan, nilai tes sumatif ( akhir semester ), nilai tes Formatif ( ulangan harian ) rata- rata agak menurun, begitu juga untuk mata pelajaran Matematika.Banyak kemungkinan factor yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar Matematika, apakah bakat dan minatnya rendah, kurangnya motivasi dan semangat, pengaruh keluarga, media masa, dan pengaruh lingkungan.
Karena hal tersebut, maka peneliti berusaha untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas dengan mengadakan bimbingan dan supervisi kelas. Peneliti juga mengajak rekan – rekan guru di SDN Jeruklegi Kulon 01 untuk memanfaatkan media dan metode yang lebih menarik dan dapat memotivasi minat anak dalam belajar, sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Dengan meningkatnya mutu pembelajaran tersebut, diharapkan tujuan pembelajaran akan tercapai seoptimal mungkin.
Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang peneliti uraikan di atas, maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul “ Upaya Peningkatan Prsetasi Belajar Matematika dengan Meningkatakan Kemampuan Kinerja Guru di SDN Jeruklegi Kulon 01 melalui Bimbingan dan Supervisi Kepala Sekolah Tahun Pelajaran 2011 / 2012”.
B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang diangkat dalam Penelitian Tindakan Sekolah ( PTS ) dapat dirumuskan sebagai berikut :
- Apakah dengan bimbingan dan supervisi kepala sekolah dapat meningkatkan
kemampuan guru dalam pembelajaran Matematika ?
- Bagaimanakah cara meningkatkan hasil belajar dan meningkatkan kemampu-
an guru dalam pembelajaran Matematika ?
2. Pemecahan Masalah
Dengan Penelitian Tindakan Sekolah ini, Peneliti berusaha memecahkan permasalahan ini dengan mengoptimalkan pembelajaran Matematika dengan berbagai bimbingan dan melakukan supervisi kelas oleh kepala sekolah.
Adapun langkah – langkah dalam PTS tersebut adalah (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi, (4) Refleksi.
C. Tujuan Penelitian
Dengan mempertimbangkan adanya rumusan masalah di atas maka Penelitian Tindakan Sekolah ini bertujuan untuk :
- Dengan adanya penelitian ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
Matematika di SD, melalui penciptaan dan penggunaan metode sesuai
dengan arah kurikulum yang ada.
- Dengan meningkatkan kinerja guru diharapkan dapat meningkatkan prestasi
Belajar pembelajaran Matematika.
- Dengan supervisi kepala sekolah dapat meningkatkan kinerja guru dalam
pembelajaran Matematika.
D. Manfaat Hasil Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam rangka menunjang tujuan pengajaran Matematika SD sehingga menambah khasanah keilmuan dan pengetahuan guru.
b. Bagi para pengembang pengetahuan , hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya,terutama dalam memperkaya metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi guru
1. Sebagai sarana untuk mengevaluasi terhadap pembelajaran yang sudah
Berlangsung.
3. 2. Membantu guru memperbaiki kualitas pembelajaran
3. Mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran
4. Meningkatkan rasa percaya diri.
b. Manfaat bagi sekolah
1. Membantu kepala sekolah dalam mengefektifkan pembinaan dan pengetahuan peningkatan proses belajar mengajar yang ada di SD.
2. Memberikan motivasi kepada guru untuk melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.
3. Membantu sekolah guna meningkatkan prestasi pembelajaran
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KERANGKA TEORITIS
1. Pembelajaran
Pembelajaran berasal dari kata belajar yang mendapat imbuhan pe- dan –an, yang artinya “berusaha ( berlatih dsb ) supaya mendapat kepandaian” W.J.S Poerwadarminta ( 2005 : 121 ).
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal I Ayat 20 menyebutkan bahwa, “ Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkugan belajar” Pada penelitian yang akan dilaksanakan , kegiatan pembelajaran difokuskan pada pembelajaran Matematika.
2. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut bahasa prestasi adalah hasil yang telah dicapai ( Kamus Bahasa Indonesia, 1998:768 ). Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan , sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
Menurut R. Gagne ( dikutip oleh Slametto, 1991:15 ) belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan ketrampilan yang memperoleh motivasi dari instruksi. Belajar dimulai pada masa bayi, yaitu belajar berbicara dan menggunakan bahasa karena penggunaan bahas penting untuk belajar. Belajar dalam arti luas adalah perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, penelitian terhadap atau mengenai sikap-sikap, nilai-nilai, dan pengalaman yang terorganisir.
Proses berarti adanya interaksi antar individu dengan suatu sikap nilai atau kebiasaan, pengetahuan dan ketrampilan dalam hubungannya dengan dunianya sehingga individu itu berubah. Belajar selalu menunjukkan suatu proses perubahan tingkah laku seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu.
Prestasi belajar yang dikemukaan oleh Surtatinah Tirtonegoro ( 1984 ) yaitu ;
“ Penulisan hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf ataupun kalimat yang mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.”
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar Matematika adalah merupakan penilaian hasil usaha belajar siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar mata pelajaran Matematika dalam periodwe tertentu dan kompetensi dasar tertentu.
- Faktor – faktor yang mempengaruhi belajar
Ada beberapa faktor yang mempengarukhi proses belajar dan hasilnya yaitu :
- Faktor dalam ( Internal )
Faktor internal yaitu faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar yang berasal dari dalam siswa baik kondisi fisiologis maupun kondisi psikologis siswa.
a. Kondisi Fisiologis
Kondisi siswa baik itu kesehatannya maupun kesempurnaan anggota tubuh sangat mempengaruhi prestasi belajar.Dengan demikian proses belajar siswa akan terganggu jika keadaan fisiknya terganngu atau dalam keadaan tidak sehat.
b. Kondisi Psikologis
Kondisi psikologis siswa dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa adalah bakat, kecerdasan, minat, motivasi dan kemampuan kognitifnya.
1 Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar ( Slametto, 1991:59 )
Kemampuan belajar akan terealisasi menjadi kecakapan jika
sudah belajar atau latihan. Apabila bahan pelajaran yang
dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka
kemungkinannya dalam belajar sangat besar.
2. Kecerdasan
Siswa yang cardas akan cepat menguasai pelajaran
dibandingkan dengan siswa yang kurang cerdas, karena yang
cerdas pada umumnya lebih mampu belajar daripada siswa
yang kurang cardas.
3. Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan mengenang beberapa kegiatan ( Slametto, 1991:59 ), Jika siswa mempelajari sesuatu dengan minat, maka dapat diharapkan
hasilnya dalam belajar akan lebih baik. Karena daya tarik pada
sesuatu akan dipelajarinya akan membuat siswa lebih mudah
menghafal , menyimpan dan belajar dengan baik.
4. Motivasi
Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong siswa
untuk melakukan sesuatu termasuk belajar, sehingga dengan
motivasi yang kuat dapat memberi semangat para siswa untuk
melakukan latihan – latihan yang diperlukan dalam belajar.
5. Kemampuan Kognitif
Kemampuan kognitif yang dimaksud adalah kemampuan menalar pelajaran yang diberikan. Kemampuan penalaran yang tinggi membuat siswa dapat belajar dengan baik daripada yang memiliki kemampuan yang rendah.
- Faktor Luar / Eksternal
Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu :
a. Faktor Keluarga
Keluarga sangat berpengaruh terhadap belajar siswa. Siswa yang berasal dari keluarga harmonis cara belajarnya berbeda dimana orangtua akan selalu perhatian dengan segala masalah – masalah atau kesulitan dalam belajarnya. Sebaliknya siswa dari keluarga yang masa bodoh terhadap pendidikan, dimana siswa kurang mendapat perhatian dan dukungan apabila mengalami kesulitan dalam belajar.
b. Faktor Sekolah
Sekolah juga sangat berpengaruh terhadap belajar siswa. Guru dan siswa memberi pengaruh kuat terhadap keberhasilan belajar.Kesulitan – kesulitan siswa yang tidak dapat diselesaikan di rumah dapat diselesaikan di sekolah dengan bertanya pada guru atau teman. Hal ini akan sangat membantu siswa dalam memahami setiap pelajaran yang kurang disukai.
c. Faktor Masyarakat
Masyarakat juga sangat berpengaruh terhadap perilaku siswa . Apabila siswa berada di lingkungan masyarakat yang kurang baik maka siswa akan berperilaku kurang baik, hal ini berakibat pada belajar siswa dimana siswa
akan malas dan lebih suka bermain. Sebaliknya jika berada di lingkungan masyarakat yang baik maka sosialisasi siswa juga baik, perilaku nyapun baik.Selain itu siswa akan lebih semangat dalam belajar karena kondisi yang mendukung belajar siswa.
- Mata Pelajaran Matematika
1. Pengertian Matematika
Menurut kamus bahasa Indonsia, Matematika diartikan
sebagai ilmu pengetahuan tentang bilangan, hubungan antara
bilangan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian
mengenai bilangan ( 1988:566 )
2. Tujuan Pengajaran Matematika
Setiap kajian pasti memiliki tujuan. Menurut Mohammad Ali
siswa belajar antara lain agar siswa memiliki sikap dan nilai, teliti
serta hati – hati, cerdas, cermat, tangkas, terampil, aktif belajar,
cinta keindahan, tanggung jawab dan jujur.
Demikian pula dalam kurikulum 2004 mata pelajaran
Matematika, tujuan pembelajaran Matematika adalah melatih cara
berpikir secara logis, sistematis, kritis, kreatif dan konsisten.
- Supervisi Kepala Sekolah
a. Pengertian Supervisi Kepala Sekolah
Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan secara efektif ( Purwanto, 2003:32 )
Menurut Jones dalam Mulyasa ( 2003 : 155 ), supervise merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari seluruh proses administrasi pendidikan yang ditujukan terutama untuk mengembangkan efektifitas kinerja personalia sekolah yang berhubungan dengan tugas – tugas utama pendidikan.
Menurut Carter, supervise adalah usaha dari petugas- petugas sekolah dalam memimpin guru – guru dan petugas-petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatn dan perkembangna guru – guru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode serta evaluasi pengajaran (Sahertian : 2000:17 ).
Supervisi adalah aktifitas menentukan kondisi / syarat – syarat yang essensial yang akan menjamin tercapainya tujuan – tujuan pendidikan. Dari definisi tersebut maka tugas kepala sekolah sebagai supervisor berarti bahwa dia hendaknya pandai meneliti, mencari dan menentukan syarat-syarat mana sajakah yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya sehingga tujuan pendidikan di sekolah itu semaksimal mungkin dapat tercapai.
Jadi supervisi kepala sekolah merupakan upaya seorang kepala sekolah dalam pembinaan agar guru dapat meningkatkan kualitas mengajarnya melalui langkah – langkah perencanaan, penampilan mengajar yang nyata serta mengadakan perubahan dengan cara yang rasional dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Karakteristik Supervisi
Menurut Mulyasa ( 2004: 112 ) salah satu supervisi akademik yang popular adalah supervisi klinis, yang memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Supervisi diberikan berupa bantuan ( bukan perintah ),sehingga inisiatif tetap berada di tangan tenaga kependidikan.
b. Supervisi dilakukan dalam suasana terbuka secara tatap muka, dan supervisor lebih banyak mendengarkan serta menjawab pertanyaan guru daripada memberi saran dan pengarahan.
c. Supervisi dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan suatu keadaan dan memecahkan suatu masalah.
d. Supervisi Klinis sedikitnya memiliki tiga tahap, yaitu pertemuan awal, pengamatan dan umpan balik.
e. Aspek yang disupervisi berdasarkan usul guru, yang dikaji bersama kepala sekolah sebagai supervisor untuk dijadikan kesepakatan.
f. Instrumen dan metode observasi dikembangkan bersama oleh guru dan kepala sekolah.
g. Mendiskusikan dan menafsirkan hasil pengamatan dengan mendahulukan interpretasi guru.
h. mendiskusikan dan menafsirkan hasil pengamatan dengan mendahulukan
i. interpretasi guru.
j. adanya penguatan dan umpan balik dari kepala sekolah sebagai supervisor terhadap perubahan perilaku guru yang positif sebagai hasil pembinaan.
c. Faktor yang mempengaruhi barhasil tidaknya supervisi
Menurut Purwanto ( 2004 : 118 ) ada beberapa factor yang mempengaruhi berhasil tidaknya supervisi atau cepat lambatnya hasil supervisi antara lain :
a) Lingkungan masyarakat tempat sekolah itu berada. Apakah sekolah itu di kota besar, di kota kecil, atau pelosok. Dilingkungan masyarakat orang-orang kaya atau dilingkungan orang-orang yang pada umumnya kurang mampu. Di lingkungan masyarakat intelek, pedagang, atau petani dan lain-lain.
b) Besar-kecilnya sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah. Apakah sekolah itu merupakan kompleks sekolah yang besar, banyak jumlah guru dan muridnya, memiliki halaman dan tanah yang luas, atau sebaliknya.
c) Tingkatan dan jenis sekolah. Apakah sekolah yang di pimpin itu SD atau sekolah lanjutan, SLTP, SMU atau SMK dan sebagainya semuanya memerlukan sikap dan sifat supervisi tertentu.
d) Keadaan guru-guru dan pegawai yang tersedia. Apakah guru-guru di sekolah itu pada umumnya sudah berwenang, bagaimana kehidupan sosial-ekonomi, hasrat kemampuannya, dan sebagainya.
e) Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri. Di antara faktor-faktor yang lain, yang terakhir ini adalah yang terpenting. Bagaimanapun baiknya situasi dan kondisi yang tersedia, jika kepala sekolah itu sendiri tidak mempunyai kecakapan dan keahlian yang diperlukan, semuanya itu tidak akan ada artinya. Sebaliknya, adanya kecakapan dan keahlian yang dimiliki oleh kepala sekolah, segala kekurangan yang ada akan menjadi perangsang yang mendorongnya untuk selalu berusaha memperbaiki dan menyempurnakannya.
b. Fungsi kepala sekolah sebagai supervisor pengajaran
Kegiatan atau usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah sesuai dengan fungsinya sebagai supervisor antara lain:
a)Membangkitkan dan merangsang guru-guru dan pegawai sekolah di dalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya.
b) Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah termasuk media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran dan keberhasilan proses belajar-mengajar.
c)Bersama guru-guru berusaha mengembangkan, mencari, dan menggunakan metode-metode mengajar yang lebih sesuai dengan tuntutan kurikulum yang sedang berlaku.
d) Membina kerja sama yang baik dan harmonis di antara guru-guru dan pegawai sekolah lainnya.
e) Berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-guru dan pegawai sekolah, antara lain dengan mengadakan diskusi-diskusi kelompok, menyediakan perpustakaan sekolah, dan atau mengirim mereka untuk mengikuti penataran-penataran, seminar, sesuai dengan bidangnya masing-masing.
f) Membina hubungan kerja sama antara sekolah dengan BP3 atau komite sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan para siswa.
c. Teknik-teknik supervisi
Menurut Purwanto (2004:120-122), secara garis besar cara atau tehnik supervisi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu tehnik perseorangan dan teknik kelompok.
1. Teknik perseorangan
Yang dimaksud dengan teknik perseorangan ialah supervisi yang dilakukan secara perseorangan. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain :
a) Mengadakan kunjungan kelas (classroom visition)
Yang dimaksud dengan kunjungan kelas ialah kunjungan sewaktu-waktu yang dilakukan oleh seorang supervisor (kepala sekolah) untuk melihat atau mengamati seorang guru yang sedang mengajar. Tujuannya untuk mengobservasi bagaimana guru mengajar, apakah sudah memenuhi syarat-syarat didaktik atau metodik yang sesuai. Dengan kata lain, untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang sekiranya masih perlu diperbaiki.
b) Mengadakan kunjungan observasi (observation visits)
Guru-guru dari suatu sekolah sengaja ditugaskan untuk melihat/mengamati seorang guru yang sedang mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata pelajaran tertentu. Misalnya cara menggunakan alat atau media yang baru, seperti audio-visual aids, cara mengajar dengan metode tertentu, seperti misalnya sosiodrama,
problem solving, diskusi panel, fish bowl, metode penemuan (discovery), dan sebagainya.
c) Membimbing guru-guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa dan atau mengatasi problema yang dialami siswa
Banyak masalah yang dialami guru dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar siswa. Misalnya siswa yang lamban dalam belajar, tidak dapat memusatkan perhatian, siswa yang nakal, siswa yang mengalami perasaan rendah diri dan kurang dapat bergaul dengan teman-temannya. Masalah-masalah yang sering timbul di dalam kelas yang disebabkan oleh siswa itu sendiri lebih baik dipecahkan atau diatasi oleh guru kelas itu sendiri daripada diserahkan kepada guru bimbingan atau konselor yang mungkin akan memakan waktu yang lebih lama untuk mengatasinya.
d) Membimbing guru-guru dalam hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum sekolah. Antara lain :
1) Menyusun program catur wulan atau program semester
2) Menyusun atau membuat program ssatuan pelajaran
3) Mengorganisasikan kegiatan-kegiatan pengelolaan kelas
4) Melaksanakan teknik-teknik evaluasi pengajaran
5) Menggunakan media dan sumber dalam proses belajar-mengajar
6) Mengorganisasikan kegiatan-kegiatan siswa dalam bidang ekstrakurikuler, study tour, dan sebagainya.
2. Teknik kelompok
Ialah supervisi yang dilakukan secara kelompok. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain :
a. Mengadakan pertemuan atau rapat (meetings) Seorang kepala sekolah yang baik umumnya menjalankan tugasnya berdasarkan rencana yang telah disusunnya. termasuk didalam perencanaan itu antara lain mengadakan rapat-rapat secara periodik dengan guru-guru.
b. Mengadakan diskusi kelompok (group discussions)
Diskusi kelompok dapat diadakan dengan membentuk kelompok-kelompok guru bidang studi sejenis. Kelompok-kelompok yang telah terbentuk itu diprogramkan untuk mengadakan pertemuan/diskusi guna membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan usaha pengembangan dan peranan proses belajar-mengajar.
c. Mengadakan penataran-penataran (inservice-training)
Teknik supervisi kelompok yang dilakukan melalui penataran-penataran sudah banyak dilakukan. Misalnya penataran untuk guru-guru bidang studi tertentu, penataran tentang metodologi pengajaran, dan penataran tentang administrasi pendidikan. Mengingat bahwa penataran-penataran tersebut pada umumnya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka tugas kepala sekolah terutama adalah mengelola dan membimbing pelaksanaan tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran, agar dapat dipraktekkan oleh guru-guru.
Menurut Gwynn, dalam Bafadal (2004 :48-50), teknik supervisi digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu teknik perorangan dan teknik kelompok. Teknik supervisi individual meliputi : 1) kunjungan kelas, 2) percakapan pribadi, 3) kunjungan antarkelas, 4) penilaian sendiri. Sedang teknik supervisi kelompok meliputi : 1) kepanitiaan, 2) kursus, 3) laboratorium kelompok, 4) bacaan terpimpin, 5) demonstrasi pembelajaran, 6) perjalanan staf, 7) diskusi panel, 8) perpustakaan profesional, 9) organisasi profesional, 10) bulletin supervisi, 11) sertifikasi guru, 12) tugas belajar, 13) pertemuan guru.
Dari beberapa pendapat dan uraian tersebut diatas dapat diambil kesimpulan, bahwa supervisi kepala sekolah adalah proses pembinaan kepala sekolah kepada guru dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar. Adapun teknik yang biasa digunakan adalah kunjungan kelas, pertemuan baik formal maupun informal serta melibatkan guru lain yang dianggap berhasil dalam proses belajar mengajar. Ada beberapa teknik yang biasa digunakan kepala sekolah dalam mensupervisi gurunya, namun dalam penelitian ini hanya indikator : kunjungan kelas, semangat kerja guru, pemahaman tentang kurikulum, pengembangan metode dan evaluasi, rapat-rapat pembinaan, dan kegiatan rutin diluar mengajar yang kami teliti sedangkan indikator lain tidak kami teliti karena kurang mengungkap masalah yang kami teliti.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada hakekatnya penelitian tindakan sekolah merupakan suatu kegiatan yang meliputi : Perencanaan pengajaran, pelaksanaan pengajaran, observasi dan evaluasi serta refleksi. Tujuannya untuk memecahkan masalah yang ada dan memperbaiki proses belajar mengajar yang kurang tepat serta meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya dan mutu pendidikan pada umumnya.
A. PROSEDUR PENELITIAN
Sedangkan menurut Wardani,dkk ( 2004:2.3 – 2.4 ) bahwa perbaikan pembelajaran dilaksanakan melalui proses pengkajian berkesinambungan yang terdiri dari 4 tahap yaitu merencanaka ( planning ), melakukan tindakan ( acting ) , mengamati ( observing ), dan refleksi ( reflecting ). Hasil refleksi terhadap tindakan yang dilakukan akan digunakan kembali untuk memperbaiki rencana jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil memecahkan masalah, seperti tampak pada gambar di bawah ini :
Replanning
Planning
Reflecting reflecting acting reflecting
observing
reobserving
Gambar. Tahap – tahap dalam PTS
A. RANCANGAN PENELITIAN
1. Perencanan ( Planning ).
Pada tahap perencanaan peneliti menyusun pencanaan tindakan penelitian yaitu :
a. Mengadakan sosialisasi tentang peningkatan kinerja guru.
b. Membuat instrument penelitian
c. Mempersiapkan materi pembelajaran untuk observasi
d. Membuat lembar observasi untuk memantau bkegiatan proses penelitian.
2. Pelaksanaan tindakan ( Acting )
Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah dipersiapkan. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan guna meningkatkan kinerja guru dan mengadakan supervisi oleh kepala sekolah.
Penelitian tindakan ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus pertama dilaksanakan guna meningkatkan pembelajran matematika dengan meningkatkan kinerja guru dan pelaksanaan supervisi kepala sekolah. Sedangkan siklus kedua dilaksakan untuk memperbaiki segala sesuatu yang berhasil pada siklus pertama.
3. Observasi ( observing )
Kegiatan observasi dilaksanakan secara bersama dengan guru – guru yang bertindak sebagai observer. Dalam kegiatan observasi yang diamati adalah kinerja guru dan aktivitas siswa . Observasi terhadap guru dilaksanaan pada proses mengajar sedangkan observasi terhadap siswa dilaksanakan selama pembelajran berlangsung.
4. Refleksi ( Reflecting )
Pada tahap refleksi peneliti mengkaji dan menganalisa proses pembelajran Matematika berlangsung, aktivas guru dalam mengelola kelas, aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan mengevaluasi dari hasil penelitian dan memberikan solusi agar hasil yang belum baik menjadi lebih optimal.
B. SUBYEK PENELITIAN
Subyek penelitian ini adalah guru – guru di SDN Jeruklegi Kulon 01, Kecamatan
Jeruklegi, kabupaten Cilacap yang terdiri dari 7 orang guru kelas yang dilaksanakan pada
Semester I tahun pelajaran 2011/2012.
Dilihat dari semangat para guru tersebut, sebagian besar termasuk kurang semangat, karena dilihat dari segi usia, sebagian besar guru-guru di SDN Jeruklegi Kulon 01 telah memasuki usia tua. Sehingga tidak dipungkiri jika dalam hal inovasi terhadap pembelajaran guru-guru di SD Negeri Jeruklegi Kulon 01 tersebut tergolong kurang. Hal ini terlihat, dari ketujuh guru kelas tersebut, hanya satu orang guru yang bisa mengoperasikan komputer.
Demikian juga dalam hal pembelajaran di kelas. Guru-guru di SDN Jeruklegi Kulon 01 lebih senang mengajar dengan metoda yang konvensional. Mereka cenderung enggan untuk menggunakan metoda pembelajaran yang inovatif. Juga dalam penggunaan media pembelajaran. Mereka lebih sering mengajar dengan tanpa menggunakan alat peraga. Materi pembelajaran disampaikan dengan metoda ceramah yang cenderung monoton dan tanpa banyak variasi. Itulah yang menjadi salah satu penyebab, mengapa pembelajaran Matematika SD Negeri Jeruklegi Kulon 01 cenderung memperoleh hasil belajar yang rendah.
C. SETTING PENELITIAN
Tempat penelitian adalah di SD Negeri Jeruklegi Kulon 01. Jalan Raya Jeruklegi Kulon RT 01 RW 04 , Desa Jeruklegi Kulon Kecamatan Jeruklegi Kabupaten Cilacap Propinsi Jawa Tengah.
D. DATA DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
a. Jenis Data
1. Kuantitatif
Data kuantitatif diwujudkan dengan nilai hasil belajar Matematika yang diperoleh siswa selama pembelajaran. Data yang diambil dari tes yang diberikan pada siswa.
2.Kualitatif.
Data kualitatif yang diperoleh dari lembar pengamatan terhadap aktifitas guru selama proses pembelajaran.
a. Sumber Data
1. Siswa
Didapat dari hasil belajar Matematika, selama siswa mengikuti pembelajaran pada pelaksanaan siklus pertama dan siklus kedua.
2. Guru
Sumber data guru berasal dari hasil observasi selama proses mengajar yang dilaksanakan oleh kepala sekolah sebagai observer selama pelaksanaan siklus pertama dan kedua.
b. Tehnik pengumpulan data
Tehnik pengumpulan data penelitian tindakan sekolah adalah dengan observasi dan tes. Sedangkan alat pengumpulan data juga dengan tes.
E. INDIKATOR DAN KRITERIA KEBERHASILAN
Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan adalah ketuntasan siswa dalam mempelajari materi Kriteria yang ditetapkan adalah siswa dinyatakan tuntas jika telah mencapai tingkat penguasaan materi 85 % ke atas. Indikator yanbg digunakan untuk mengukur peningkatan prestasi belajar secara efektif adalah keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran .
Indikator keberhasilan yang penting adalah aktivitas guru dalam mengelola proses pembelajaran dengan selalu meningkatan keprofesinalannya sehingga memperoleh kriteria
BAIK.
Kriteria untuk mengukur keberhasilan, upaya perbaikan pembelajaran Matematika
adalah :
a. Proses perbaikan pembelajaran ( Peningkatan prestasi belajar siswa ) dinyatakan berhasil
Jika 85% dari jumlah siswa tuntas dalam belajar.
b. Proses perbaikan pembelajaran ( Peningkatan minat belajar siswa ) dinyatakan berhasil
Apanila 85 % dari jumlah siswa terlibat aktif selama proses pembelajaran dan penemuan
Informasi berlangsung.
F. JADWAL PENELITIAN
Tabel Jadwal Kegiatan Penelitian
No
|
Urutan Kegiatan
|
Agustus 2011
|
September 2011
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
Pembuatan dan Pengajuan Judul PTK
|
|
|
x
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Penyusunan Proposal
|
|
|
x
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Revisi Proposal
|
|
|
x
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Pelaksanaan Siklus 1
|
|
|
|
x
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Analisis Pelaksanaan Siklus 1
|
|
|
|
|
|
x
|
|
|
|
|
6
|
Pelaksanaan Siklus 2
|
|
|
|
|
|
|
x
|
|
|
|
7
|
Analisis Pelaksanaan Siklus 2
|
|
|
|
|
|
|
|
x
|
|
|
8
|
Penyusunan Laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
x
|
x
|
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
I. DESKRIPSI PER SIKLUS
A. SIKLUS I
TAHAP PERENCANAAN
|
* Menyusun rencana perbaikan proses pengajaran
* Mempersispkan lembar observasi
* Mempersipkan lembar kerja
* Mempersiapkan materi
* mempersiapkan lembar evaluasi untuk akhir siklus
pertama.
|
TAHAP TINDAKAN
|
* Guru mengapersepsi pembelajaran
* Guru menjelaskan KBM secara umum
* Kepala sekolah mengadakan observasi terhadap
Pelaksanaan pembelajaran oleh guru
|
TAHAP OBSERVASI
|
* Mengamati aktivitas guru dalam pembelajaran
* Mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran
yang dilakukan oleh observer
|
TAHAP REFLEKSI
|
* Mengevaluasi hasil observasi guru dalam
Pengelolaan proses pembelajaran.
* Mengevaluasi hasil observasi kemampuan
Kinerja guru selama proses pembelajaran
* Menganalisa hasil observasi aktifitas siswa dan
Guru .
* Memperbaiki siklus I untuk pelaksanaan siklus
selanjt\utnya.
|
2. SIKLUS 2
TAHAP PERENCANAAN
|
TAHAP PELAKSANAAN
|
* Sosialisasi pelaksanaan siklus 2
* Menyusun jadwal pelaksanaan pembelajaran
Matematika danb supervisi kepala sekolah
* Memadukan hasil refleksi siklus 1 agar
pelaksanaan pada siklus 2 lebih efektif
*Membuat lembar observasi atau instrumen penelitian untuk memantau proses pembelajaran
|
* Guru mengapersepsi pembelajaran
* Guru menjelaskan KBM dan memberi
informasi pada siklus 1
* Kepala sekolah mengadakan observasi
terhadap pelaksanaan pembelajaran oleh guru
|
TAHAP OBSERVASI
|
TAHAP REFLEKSI
|
* Mengamati aktivitas guru dalam proses pembe
lajaran yang dilakukan oleh observer
* Mengamati aktifitas siswa dalam pembeljaran
oleh observer
|
* Mencatat hasil evaluasi
* Mengevaluasi hasil evaluasi
* Menganalisa hasil pembelajaran
* Menyusun laporan
|
2. HASIL PENELITIAN
Dari analisis diperoleh bahwa terjadi peningkatan aktivitas dan kompetensi guru dalam menyusun RPP dari siklus I ke siklus II. Ketercapaian indikator kinerja terdapat pada tindakan ke II. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan supervisi kepala sekolah dapat meningkatkan kompetensi guru sekolah dasar di SDN Jeriuklegi Kulon 01 Kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap Tahun 2011 / 2012.
Keberhasilan tindakan ini disebabkan oleh pemahaman menyeluruh tentang RPP sangat di perlukan. Dengan pemahaman yang baik, maka Model Bimbingan dan supervisi kepada guru kelas dapat mengoptimalkan pemahaman guru terhada RPP melalui pembinaan intensif dalam program Bimbingan dan supervisi. Aktivitas ini akan sangat membantu mereka dalam memahami konsep konsep dasar dalam penyusunan RPP serta pada akhirnya nanti mampu menyusun RPP dengan baik dan benar. Oleh karena itu dengan program bimbingan tersebut merupakan suatu pola usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efesien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik dan sesuatu yang akan atau disediakan untuk ditiru/diikuti untuk hasil latihan dalam pengawasan sehingga kegiatan melakukan sesuatu tidak bergantung pada orang lain.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Pada penelitian tindakan sekolah dengan judul ” Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika dengan Meningkatkan Kemampuan Kinerja Guru di SDN Jeruklegi Kulon 01 melalui Bimbingan dan Supervisi Kepala Sekolah Tahun Pelajaran 2011 / 2012” dapat disimpulkan bahwa :
1. Dengan penelitian ini terdapat adanya peningkatan prestasi belajar terutama pembelajaran matematika.
2. Adanya peningkatan dimana siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.
3. Meningkatnya kinerja guru dalam memberi motivasi kepada siswa sehingga prestasi belajar lebih optimal.
4. Meningkatnya mutu pendidikan di SDN Jeruklegi Kulon 01.
B. SARAN
Sehubungan dengan kesimpulan di atas ada beberapa saran yang dapat dikemukakan peneliti, antara lain sebagai berikut :
1. Bagi guru hendaknya selalu meningkatkan kinerjanya dalam menentukan hasil pembelajaran agar lebih maksimal.
2. Bagi peneliti diharapkan mampu mengembangkan kemampuannya guna melakukan bimbingan dan supervisi secara bertahap, kontinue dan berkesinambungan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2004,Standar Kompetensi Guru Sekolah Dasar,Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan .
Anonim,1999,Penelitian Tindakan Kelas,Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Anonim,2008,Petunjuk Teknis Penelitian Tindakan sekolah(School Action Research) Peningkatan Kompetensi Supervisi Pengawas Sekolah SMA/SMK, Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral PMPTS.
Basuki,Wibawa,2003,Penelitian Tindakan Kelas,Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan.
Departemen Pendidikan Nasional, 2001, Manajemen Berbasis Sekolah, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar.
______,2003,Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat Jendral Departemen Pendidikan Nasional.
______,2004,Panduan Penilaian Kinerja Sekolah Dasar, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar.
W.J.S. Poerwardaminta,2007,Kamus Besar Bahasa Indonesia,Jakarta : PN Balai Pustaka
______,2008,Pedoman Pendampingan Penelitian Tindakan Sekolah (School Action Research) Bagi Pengawas Sekolah SD dan SMP, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Direktorat Tenaga Kependidikan.
IGAK Wardhani, dkk, 2007, Penelitian Tindakan Kelas, Universitas Terbuka.
Permana Johar, 1999, Strategi Belajar Mengajar, Jawa Tengah : Depdikbud Direktorat Jendral